Ada kesepakatan para pakar, patahan di Sumatera Barat akan melepaskan energi lebih besar.
Setelah Bengkulu digoyang gempa pada dini hari Sabtu 4 September 2010, para pakar kembali mengingatkan adanya ancaman lain berupa gempa besar di Sumatera Barat.
Gempa di Bengkulu berkekuatan 6 Skala richter itu cukup membuat panik warga sekitar. Warga Bengkulu yang tengah tertidur pulas, berhamburan menyelamatkan diri keluar rumah. Banyak warga tak berani masuk kembali, dan melewatkan waktu sahur mereka di luar rumah.
Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa itu berpusat di 28 km kedalaman laut Lais Bengkulu, di koordinat 3,76 Lintang Selatan dan 101,81 Bujur Timur.
Gempa itu pun juga sempat dirasakan oleh warga Padang yang lokasinya terpisah sejauh 380-an km dari Bengkulu. Bagi warga Padang, gempa ini seperti hendak menyegarkan ingatan mereka terhadap gempa 7,9 Skala Richter yang terjadi pada 30 September 2009.
Bagi pakar gempa LIPI Danny Hilman, gempa ini pun menjadi pengingat bahwa ancaman gempa besar di Sumatera Barat sudah semakin dekat. Sejak jauh-jauh hari, ia telah mewanti-wanti tentang masih adanya potensi gempa besar di Sumatera Barat.
Menurut dia, di segmen Mentawai, masih mengintai potensi gempa dengan energi 30 kali lipat lebih besar dibandingkan gempa di Padang tahun lalu. Pasalnya, siklus gempa besar di (zona subduksi) Mentawai selalu berulang mengikuti siklus 200 tahunan.
Dari penelitian terungkap periode gempa-gempa besar di wilayah itu terjadi terakhir pada tahun 1797 dan 1833. Dari hasil kalkulasi Danny, gempa pada tahun 2007 di wilayah itu hanya melepaskan tidak lebih dari 1/3 jumlah energi tekanan tektonik yang terakumulasi. Artinya, masih ada sekitar 2/3 energi lagi yang tersimpan.
Apabila 2/3 energi itu dilepaskan sekaligus, maka bisa menghasilkan gempa dengan kekuatan nyaris 9 SR. Dan gempa yang terjadi di Padang tahun lalu, sama sekali tidak mengurangi potensi pelepasan energi di wilayah itu, justru memicu pelepasan energi yang lebih cepat.
Perkiraan McCloskey
Kekhawatiran Danny ternyata juga disuarakan oleh Profesor John McCloskey, Head of the Geophysics Research Group pada Ulster's Environmental Sciences Research Institute.
Setelah gempa melanda Haiti yang merenggut 230 ribu jiwa di awal tahun ini, McCloskey buru-buru berteriak agar dunia bersiap untuk mengantisipasi gempa besar di Sumatra Barat.
”Di Sumatra Barat, energi yang terkumpul akibat pertemuan dua lempeng tektonik (lempeng Eurasia dan Australia). Gempa terakhir terjadi lebih dari 200 tahun lalu dan tekanan yang terjadi saat ini mungkin justru lebih besar daripada yang terjadi saat itu; gempa akan terjadi dalam waktu dekat," kata McCloskey kepada ScienceDaily.
Ancaman gempa bumi besar yang akan diiringi tsunami dengan magnitude lebih dari 8.5 di segmen Mentawai tidak terhindarkan, kata McCloskey. Ia juga mengkhawatirkan potensi korban jiwa dengan skala yang sama dengan tsunami dahsyat 2004 yang menimpa 11 negara dan merenggut 250 ribu jiwa.
Pasalnya, Padang adalah kota yang memiliki 850 ribu penduduk yang mendiami daerah pesisir yang sangat riskan di segmen ini. Sekadar informasi, McCloskey adalah ilmuwan yang mewanti-wanti potensi gempa besar di patahan bagian Selatan yang diakibatkan gempa 26 Desember 2004.
Saat itu ia memprediksi potensi gempa bermagnitude 8,5 SR, dan menghimbau pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah antisipatif. Prediksi seperti itu sempat dirasa aneh oleh dunia seismologi.
Namun, dua pekan kemudian, prediksi McCloskey kemudian terbukti, setelah pada 28 Maret 2005, gempa 8,6 SR kembali menggoyang Nias, dan mengakibatkan tsunami setinggi 10 meter serta merenggut 1.313 nyawa.
Peringatan Danny Hilman, maupun McCloskey tentu bukan untuk menakut-nakuti warga Sumatera Barat dan sekitarnya. Langkah terbaik adalah semua pihak, baik pemerintah, dan seluruh masyarakat tetap waspada, sambil terus menyiapkan langkah-langkah mitigasi.
Meskipun ilmuwan tidak bisa memperkirakan gempa bumi dengan skala yang benar-benar pasti, kata McCloskey, tapi untuk kasus gempa Sumatra Barat ada semacam kesepakan di antara pakar.
"Pada kasus ini sudah disepakati bahwa gempa (di Sumatera Barat) akan besar. Kita tahu gempa akan datang, kita mungkin musti menunggu selama tahunan atau dekade untuk membuktikannya. Tapi semestinya gempa ini tak musti mengakibatkan efek yang sama dengan gempa di Haiti," ujar McCloskey.(np)
Sumber :
Indra Darmawan
http://fokus.vivanews.com/news/read/176185-lindu-bengkulu---kesiapan-gempa-besar-sumbar
6 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar